Wadah dan Ruang Belajar

Sekolah Biru Bali lahir pada tahun 2019 sebagai respon terhadap banyaknya anak-anak yang kehilangan akses pendidikan karena dirumahkan. Melihat kondisi tersebut, kami berinisiatif membentuk ruang belajar gratis sebagai wadah bagi mereka untuk tetap mendapatkan pendidikan dan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Lokasi pertama kami berada di Lipah, dengan sekitar 20 anak yang bergabung dalam program ini. Selama lebih dari tiga bulan,kami berhasil menjalankan program pembelajaran yang telah kami rancang, dengan fokus pada pembentukan karakter, literasi dasar, serta kesadaran lingkungan. Melihat keberhasilan di Lipah, kami kemudian membuka ruang belajar kedua di Jemeluk,
dan dilanjutkan dengan lokasi ketiga di Amed.

Perjalanan kami tidak selalu mulus. Tantangan datang silih berganti, mulai dari keterbatasan tempat belajar, penyesuaian terhadap kebutuhan dan karakter anak-anak, hingga waktu belajar yang sulit ditentukan karena sebagian anak harus membantu kebutuhan keluarga mereka sehari-hari.

Awal tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi kami, saat berhasil menyelenggarakan Small Eco Festival pertama di Amed.

Antusiasme dari anak-anak dan relawan sangat luar biasa, dan acara ini berjalan dengan baik meskipun beberapa target kami, seperti keterlibatan lebih besar dari keluarga dan masyarakat sekitar, belum sepenuhnya tercapai. Namun, festival ini menjadi gebrakan awal yang penting bagi Sekolah Biru Bali.

Setelah melalui berbagai tantangan dan dinamika, kami memutuskan untuk mengambil jeda selama satu tahun untuk mengevaluasi dan memperkuat fondasi kami. Kemudian, pada Maret 2025, Sekolah Biru Bali kembali aktif dengan semangat baru, program baru, serta pendekatan yang lebih relevan dengan kebutuhan anak-anak dan komunitas.