BAHAYA PLASTIK TERHADAP TERUMBU KARANG DI LAUT

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem paling produktif di lautan, menjadi rumah bagi ribuan spesies laut dan menjadi penyangga alami terhadap gelombang serta erosi pantai. Namun, ancaman dari sampah plastik kini makin memperburuk kondisi mereka. Plastik baik ukuran besar maupun mikroplastik, tidak hanya secara fisik merusak struktur karang, tetapi juga secara kimiawi mengganggu kesehatan terumbu dan ekosistem yang bergantung padanya.

 

Epidemi Penyakit Karang akibat Plastik; Sebuah studi terobosan yang diterbitkan di Science mengungkap bahwa terumbukarang yang terpapar plastik memiliki risiko sakit hingga 89%, sedangkan hanya sekitar 4% pada karang tanpa plastik. Para peneliti menemukan sekitar 11 miliar potongan plastik menghiasi terumbukarang di kawasan Asia–Pasifik, dan jumlah ini diperkirakan bisa meningkat hingga 40% pada tahun 2025 jika tidak ada mitigasi. Joleah Lamb, peneliti dari Cornell University, menggambarkan dampak plastik terhadap karang seperti “terpotong oleh pisau kotor” di mana plastik menjadi medium bagi patogen menyerang jaringan karang. Dampak ini sangat serius, bukan sekadar iritasi fisik, tetapi menciptakan lingkungan subur bagi bakteri penyakit seperti white syndrome dan black band disease.

 

Plastik di Zona Kedalaman yang Sulit Dijangkau; Penelitian terbaru mencakup survei lebih dari 1.200 titik di 84 lokasi terumbukarang, baik di perairan dangkal maupun mesofotik (kedalaman 30–150 m). Hasilnya? Plastik terbanyak ditemukan pada kedalaman tertentu yang disebut “mesophotic zone” padahal diharapkan zona ini lebih terlindungi. Ini menunjukkan bahwa ancaman plastik tidak hanya di permukaan, tetapi juga di kedalaman yang sulit dijangkau manusia. Hudson Pinheiro, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa “polusi plastik adalah salah satu masalah paling mendesak yang menyerang ekosistem laut, dan terumbukarang tidak terkecuali”. Sementara Dr. Paris Stefanoudis (University of Oxford) mengungkapkan keprihatinannya atas temuan bahwa “jumlah plastik meningkat seiring kedalaman” dan menegaskan bahwa zona terdalam seharusnya menjadi prioritas dalam konservasi. Dampak Fisik Plastik terhadap Struktural Terumbu; Makroplastik seperti jaring penangkapan ikan yang ditinggalkan (ghost nets), tali, dan jaring melilit struktur terumbu. Hal ini mengakibatkan kerusakan fisik berupa patahan, abrasi, serta fragmentasi karang dan tali yang tersangkut membuat karang kehilangan struktur dan fungsi ekosistemnya, serta mengurangi keragaman dan kuantitas biota laut.

 

Mikroplastik dan Nanoplastik: Ancaman Tersembunyi; Tidak hanya makroplastik, mikroplastik (ukuran 0,1–5 mm) dan nanoplastik (<0,1 mm) juga sangat berbahaya. Mikroplastik bisa ditelan oleh plankton—dasar rantai makanan—lalu terakumulasi dalam tubuh ikan dan predator lainnya, berujung pada dampak kesehatan serius termasuk gangguan sistem pencernaan, pertumbuhan, sistem saraf, dan hormon. Nanoplastik, karena ukurannya ekstrem kecil, bisa masuk ke jaringan tubuh organisme dan bahkan membahayakan manusia melalui konsumsi makanan laut. Studi tentang ketahanan terumbukarang juga menunjukkan bahwa mikroplastik dapat tertelan atau menempel pada permukaan karang, menghalangi penyerapan makanan, iritasi, serta mengganggu energi karang. Penelitian terbaru (2025) bahkan sedang mengembangkan metode pelacakan microplastik dalam jaringan karang menggunakan partikel laser mikro untuk memahami mekanisme internalisasi dan transportasi partikel tersebut.

Kerusakan Habitat dan Ekosistem Laut yang Lebih Luas; Plastik yang menumpuk di dasar laut turut menghalangi terumbu mendapatkan cahaya dan nutrisi yang diperlukan untuk fotosintesis. Polip karang bergantung pada alga simbiotik (zooxanthellae) untuk energi, dan plastik yang menutupi permukaan karang membatasi sinar masuk sehingga pertumbuhannya terhambat. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa karang lainnya juga bisa terinfeksi oleh patogen dari karang yang telah terkena dampak plastik.

 

Ancaman Kimiawi dari Plastik; Plastik mengandung berbagai zat aditif (pewarna, stabilizer, antioksidan) yang dapat larut ke dalam air laut dan mencemari lingkungan. Senyawa berbahaya seperti PCB dan dioxin bisa terakumulasi dalam tubuh biota laut—menyebabkan gangguan reproduksi, perkembangan, bahkan sistem saraf.

 

Biaya Tinggi dan Kompleksitas Penanggulangan; Membersihkan plastik di laut membutuhkan upaya besar, baik dalam hal dana maupun teknologi. Dari penggunaan kapal khusus hingga perangkat otomasi pemisah sampah, semua membutuhkan investasi tinggi dan koordinasi skala besar.

Kesimpulan.

 

Dari tinjauan di atas, jelas bahwa plastik dalam berbagai bentuk dan ukuran menyebabkan kerusakan terumbukarang di permukaan maupun kedalaman. Dampak yang ditimbulkan bersifat fisik, kimiawi, biologis, dan ekologis. Penyakit karang meningkat drastis, pertumbuhan terhambat, dan struktur ekosistem rusak. Namun, meski keadaannya serius, masih ada harapan jika tindakan nyata segera diambil. Solusi ideal adalah mencegah plastik masuk ke laut sejak awal, melalui:

 

  1. Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
  2. Pengelolaan limbah yang lebih efektif.
  3. Regulasi sumber polusi, khususnya dari aktivitas perikanan.
  4. Upaya restorasi dan pembersihan terumbukarang secara berkala.

Referensi.

Darilaut.id. (2019). Terumbukarang rentan penyakit plastik. Emenda Sembiring, penyakit naik ke 89%. Dari Laut

Heidelberger IPLaser study (2025). Monitoring microplastics in live reef-building corals with microscopic laser particles. arXiv

ITB. (2021). Mikroplastik bahaya nyata. Dr. Dwi Amanda Utami, rasio plastik-fish 1:3 (2025). Institut Teknologi Bandung

Krishnalila.org. (n.d.). 11 miliar plastik penyakit karang. Pathogen entry, PVC. krishnalila.org

Lamb, J. B., et al. (2018). Plastic waste in the ocean could be infecting coral reefs with disease. Wired. 89% corals diseased vs 4% clean; 11.1 billion plastic pieces. WIRED

News – Billions of Plastic Pieces are Infecting Coral Reefs with Diseases, Study Shows. (2018). Time. Risks, disease, coral. TIME

News – Coral reefs endangered by massive plastic pollution. (2018). Axios. Plastic–disease link, projections. Axios

Pinheiro, H., Rocha, L., et al. (2023). Plastic pollution on coral reefs increases with depth and mostly comes from fishing activities. Nature via California Academy of Sciences. California Academy of Sciencesox.ac.uk

Stefanoudis, P. (2023). Protest on deep reef contamination. University of Oxford researcher. ox.ac.uk

Wikipedia – Environmental issues with coral reefs. Marine debris, microplastics. Wikipedia

Wikipedia – Marine plastic pollution. Macro/micro plastic effects, ghost nets. Wikipedia

YIARI. (2024). 7 Dampak Sampah Plastik di Laut bagi Habitat dan Manusia. Dampak plastik terhadap habitat dan karang. Yayasan IAR Indonesia